Standar Akuntansi di Negara Indonesia
Konvergensi IFRS bertujuan agar tidak diperlukan rekonsiliasi antara laporan keuangan berdasarkan PSAK dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Konvergensi ini juga bermanfaat untuk menarik minat investor secara global melalui transparansi dan kemudahan dalam memahami laporan keuangan karena telah menggunakan standar yang berlaku secara internasional. Selain itu juga menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan dan menurunkan biaya modal dalam penggalangan dana melalui pasar modal.
Program konvergensi IFRS tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap dunia bisnis, antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatnya daya banding laporan keuangan memberikan kemudahan dalam mengakses pasar modal secara global.
2. Nilai wajar yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan akan meningkatkan relevansi laporan keuangan.
3. Laporan laba rugi akan menjadi lebih fluktuatif mengikuti perubahan harga pasar.
4. Sulit dilakukan smoothing income karena menggunakan pendekatan neraca dan nilai pasar.
5. IFRS menekankan pada principle base yang sangat bergantung pada interpretasi danprofessional judgment sehingga daya bandingnya akan sedikit turun apabila terdapat kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
6. Membatasi penggunaan off- balance sheet.
Sistem Akuntansi di Negara Laos
Pemerintah Laos - salah satu dari sekian negara komunis yang tersisa - memulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya perusahaan swasta pada tahun 1986. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi melesat dari sangat rendah menjadi rata-rata 6% per tahun periode 1988-2004 kecuali pada saat krisis finansial Asia yang dimulai pada 1997. Seperti negara berkembang umumnya, kota-kota besarlah yang paling banyak menikmati pertumbuhan ekonomi. Ekonomi di Vientiane, Luang Prabang, Pakxe, dan Savannakhet, mengalami pertumbuhan signifikan beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar dari wilayahnya kekurangan infrastruktur memadai. Laos masih belum memiliki jaringan rel kereta api, meskipun adanya rencana membangun rel yang menghubungkan Vientiane dengan Thailand yang dikenal dengan Jembatan Persahabatan Thailand-Laos. Jalan-jalan besar yang meghubungkan pusat-pusat perkotaan, disebut Rute 13, telah diperbaiki secara besar-besaran beberapa tahun terakhir, namun desa-desa yang jauh dari jalan-jalan besar hanya dapat diakses melalui jalan tanah yang mungkin tidak dapat dilalui sepanjang tahun. Ada telekomunikasi internal dan eksternal yang terbatas, terutama lewat jalur kabel, namun penggunaan telepon genggam/handphone telah menyebar luas di pusat perkotaan. Listrik tidak tersedia di banyak daerah pedesaab atau hanya selama kurun waktu tertentu. Pertanian masih memengaruhi setengah dari PDB dan menyerap 80% dari tenaga kerja yang ada. Ekonomi Laos menerima bantuan dari IMF dan sumber internasional lain serta dari investasi asing baru dalam bidang pemrosesan makanan dan pertambangan, khususnya tembaga dan emas. Pariwisata adalah industri dengan pertumbuhan tercepat di Laos. Pertumbuhan ekonomi umumnya terhambat oleh banyaknya penduduk berpendidikan yang pindah ke luar negeri akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai. Pada 2005 penelitian oleh Bank Dunia melaporkan bahwa 37% dari penduduk Laos yang berpendidikan tinggal di luar negeri, menempatkan Laos pada tempat ke-5 di dunia untuk kasus ini.
Akhir 2004 Laos menormalisasi hubungan dagangnya dengan Amerika Serikat, yang membuat produsen Laos mendapatkan tarif ekspor yang lebih rendah sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi mereka dari sektor ekspor.
Satu per satu negara di dunia saat ini mulai mengadopsi IFRS. Termasuk Negara Laos. Di Laos, dalam menyusun standar akuntansinya telah mengadopsi IFRS. Standar akuntansi ini berlaku bagi semua jenis perusahaan termasuk perusahaan yang terdaftar di bursa. IFRS (International Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk mempekuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Namun sayangnya hanya sedikit informasi tentang system akuntansi yang digunakan di Laos.
Factor yang mempengaruhi System Akuntansi di LAOS terdiri dari:
⦁ Sumber Pendanaan
⦁ Sistem Hukum
⦁ Ikatan Politik & Ekonomi
Akuntan yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan internasional menghadapi kesulitan menulis laporan akuntansi karena mereka harus mengikuti standar akuntansi internasional tetapi hukum Laos tidak mendorong mereka untuk melakukannya.
Para pembuat kebijakan mengatakan revisi UU akan membuat lebih mudah bagi perusahaan-perusahaan internasional untuk menjalankan bisnis di Laos. Saat ini pemerintah sedang mendorong perusahaan-perusahaan internasional untuk berinvestasi di negara itu untuk meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan tersebut akan memudahkan bagi pemilik perusahaan internasional di Laos untuk mengaudit pendapatan dan pengeluaran dari bisnis mereka, menurut para perancang undang-undang.
Sistem akuntansi yang meningkat akan membuat melakukan bisnis di Laos lebih mudah tetapi juga akan membantu pemerintah mengumpulkan pendapatan dari bisnis secara akurat dengan mengencangkan kesenjangan dalam hukum yang menyebabkan kebocoran pendapatan, kata mereka. Pemerintah mendorong perusahaan untuk mengadopsi sistem akuntansi standar internasional untuk memberikan pegawai pajak referensi untuk pergi dengan ketika mengumpulkan pajak. Saat ini, perusahaan yang paling kecil dan menengah-d tidak memiliki sistem akuntansi dan membayar pajak mereka dengan memperkirakan pendapatan mereka.
Daftar Pustaka :
http://akuntansi-ecp.forummotivasi.web.id/en3/2151-2038/Laos_14282_akuntansi-ecp-forummotivasingetesumum.html
http://en.vietstock.com.vn/2014/01/laos-to-adopt-international-accounting-standard-58-167546.htm
https://www.dfdl.com/resources/legal-and-tax-updates/accounting-operations-in-the-lao-pdr-new/
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/sak
http://deriaprianto74.blogspot.co.id/2012/12/international-accounting.html